Geografi Pariwisata

MUSEUM GEOLOGI BANDUNG picture-421
A. Hakikat Museum
Museum berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan.
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil pemujaan terhadap Muses, dewa yang berhubungan dengan kegiatan seni.
Museum berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarah kebudayaan.
Musem mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pusat Dokumentasi dan Penelitian llmiah
2. Pusat penyaluran ilmu untuk umum
3. Pusat penikmatan karya seni
4. Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa
5. Obyek wisata
6. Media pembinaan pendidikan kesenian dan llmu Pengetahuan
7. Suaka Alam dan Suaka Budaya
8. Cermin sejarah manusia, alam dan kebudayaan
9. Sarana untuk bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan YME.
B. Lokasi Museum Geologi
Museum Geologi terletak di jalan Dipenogoro 57, Bandung. Museum ini lokasinya sangat strategis, karena mudah dicapai dengan kendaraan umum, berada di pusat kota, kurang lebih 200 meter di sebelah timur Gedung Pemerintahan Propinsi Jawa Barat, yang dikenal sebagai “Gedung Sate”.
Museum Geologi berperan sebagai pusat sajian berbagai data dan informasi aspek kehidupan, meliputi sejarah kehidupan di muka bumi, keadaan geologi Indonesia, dan manfaat geologi untuk kehidupan manusia. Secara kelembagaan Museum ini berada di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (Puslitbang Geologi), Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Berbagai informasi yang menjadi tugas fungsi Puslitbang Geologi dan berbagai lembaga lainnya di bawah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tersaji di Ruang Peragaan Museum Geologi.

C. Sejarah Museum Geologi
Berdirinya Museum Geologi sangat erat dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850-an, oleh “Dienst van het Mijnwezen”, yang berkedudukan di Bogor (1852-1866). Lembaga ini kemudian pindah ke Jakarta (1866-1924) dan pada tahun 1924 pindah ke Bandung, di Gedung Gouvernment Bedrijven (sekarang Gedung Sate).
Para ahli geologi dalam melaksanakan penyelidikan geologi berbagai daerah selalu membawa contoh mineral, batuan dan fosil untuk diteliti di laboratorium. Mulai tahun 1992 penyelidikan geologi semakin meningkat sehingga contoh batuan, mineral dan fosil yang dikumpulkan dari berbagai wilayah di Indonesia semakin banyak. Berbagai contoh tersebut memerlukan tempat khusus untuk mendokumentasikannya, kemudian timbul suatu gagasan untuk memperlihatkan koleksi tersebut kepada masyarakat luas. Akhirnya pada tahun 1928 dibangun geduung yang diperuntukan bagi laboratorium dan Museum Geologi di Rembrandt Straat Bandung yang sekarang disebut Jl. Dipenogoro Bandung. Gedung ini dirancang dengan gaya arsitek “art deco” oleh arsitek Belanda Ir. H. Menalda van Schouwenburg. Pada 16 Mei 1929 bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik yang ke IV, Museum Geologi diresmikan dengan nama Geologische Museum. Peragaan pada waktu itu sangatlah sederhana, dimana berbagai koleksi Museum Geologi disimpan di dalam lemari kaca. Setiap koleksi dilengkapi label yang menginformasikan nomor koleksi, nama koleksi, tempat ditemukan dan kolektornya. Sistem peragaan seperti itu relatif tidak berubah sampai tahun 1998. Meskipun sistem peragaan Museum Geologi sampai tahun 1998 relatif sama seperti pada waktu Museum Geologi untuk pertama kali diresmikan, tetapi pengunjung ke Museum Geologi meningkat terus jumlahnya. Agar Museum Geologi dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, mulai tahun 1993 disusun rencana pengembangan atas kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang, yang meliputi : renovasi gedung, pengembangan sistem dokumentasi koleksi, pengembangan sistem peragaan, pengembangan sistem edukasi dan pengembangan program penelitian.
Renovasi gedung dan pengembangan peragaan yang dipekerjakan fisiknya dimulai pada 2 November 1998 dapat diselesaikan pada pertengahan Agustus 2000. Pada 22 Agustus 2000, Museum Geologi diresmikan kembali pembukaannya oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Dengan adanya pengembangan ini luas bangunan menjadi 6000 m2 dan diharapkan Museum Geologi dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dan pengguna jasa Museum Geologi lainnya.
D. Fasilitas Museum Geologi
Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia lalu berkembang lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.
Pergeseran fungsi museum seirama dengan kemajuan teknologi adalah menjadikan museum geologi sebagai :
• Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.
• Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
• Objek geowisata yang menarik.
Museum Geologi, sebagai salah satu Unit Pelaksana teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, saat ini memiliki beragam koleksi dari jenis batuan, mineral, fosil, dan beberapa artefak dari seluruh wilayah daratan kepulauan Indonesia.


Koleksi Museum Geologi terdiri dari 2 jenis koleksi, yaitu:
1. Mineral dan Batuan
2. Fosil
Museum Geologi merupakan museum terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara karena koleksinya tercatat sekitar 250.000 contoh batuan dan mineral serta 60.000 fosil dari berbagai jenis dan umur.
Program yang sering diselenggarakan oleh pihak museum adalah :
1. Pameran khusus
2. Pameran keliling
3. Museum keliling
4. Ceramah/pembinaan
5. Diskusi/tanya jawab
6. Workshop/diklat/kursus
7. Seminar/sarasehan
8. Penyuluhan/sosialisasi
9. Penelitian/survey koleksi
10. Bimbingan keliling/eskursi
11. Penerbitan
12. Lomba/festival
Fasilitas yang ada di Museum Geologi adalah
1. Ruang pameran tetap
2. Ruang auditorium
3. Ruang laboratorium/konservasi
4. Roilet
5. Ruang storage
6. Ruang bengkel/preparasi
7. Ruang administrasi
8. Rantin/kafetaria
9. Audio Visual
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II. Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur.
Ruang Orientasi
Berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.
Ruang Sayap Barat
Dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :
• Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.
• tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
• Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumberdaya mineral yang ada di setiap daerah.Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografinya dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia.
Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur
Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga moderen, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan.
Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitifpun belum ditemukan. Beberapa milyar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil
Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton.Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 milyar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada Jaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu.Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangira, Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah.Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.
Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat dipakai oleh staf museum.
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah
Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 milyar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 milyar ton.
Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur
Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
• Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.
• Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral
• Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun moderen.
• Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi
• Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.
• Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.
• Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.

2 Komentar »

  1. Maman Noerzaman Said:

    Saya sangat terkesan dengan apa yang ada di Museum Geologi Bandung, mudah2an dalam waktu dekat saya dapat mengunjunginya.
    Terima kasih informasinya.

    • geo05friends Said:

      ok! smoga setelah ke museum nya langsung bisa lebih menyenangkan… bagi orang-orang yang suka dengan ilmu pengetahuan alam di museum ini membuka wawasan banget tentang kekayaan alam khususnya kekayaan alam yang ada di Indonesia… benar-benar menunjukkan bahwa di negara kita itu sumber daya alamnya itu sangat melimpah…


{ RSS feed for comments on this post} · { TrackBack URI }

Tinggalkan komentar